-->

Asal Usul Desa Garung Kidul Kaliwungu Kudus

 Desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, dahulunya merupakan sebuah daerah yang bernama Kedung Garung. Nama itu muncul saat masa Kasunanan Kudus. Pada masa itu, terdapat empat orang ulama cina pengikut Sam Po Kong yang berdomisili di Kudus. Mereka adalah Kyai Telingsing, Kyai Geringsing, Kyai Kringsing dan Kyai Tugeno Al Mukhtar.
Di Kota Kudus ini, mereka mengemban misi untuk mesyiarkan agama Islam di penjuru Kota. Untuk memulai dakwahnya, mereka membangun sebuah langgar (masjid kecil -red) di daerah Demangan, Kecamatan/Kabupaten Kudus.

"Di tengah kerja keras mereka pembangunan Langgar tersbut. Ternyata diketahui salah satu penduduk sekitar, sehingga pengerjaan Langgar itu diberhentikan. Hingga kini, Langgar tersebut masih ada dan dikenal dengan nama Langgar Bubrah," kata Tokoh Masyarakat Desa Garung Kidul, Sutarjo, Selasa (27-03-2018).

Karena gagal membuat Langgar sebagai pusat dakwahnya. Mereka kemudian memutuskan untuk menyebarkan agama Islam secara individu ke sejumlah daerah. Mbah Kyai Telingsing memilih daerah Kedungpaso sebagai tempat dakwahnya.

Kyai Gringsing memilih Kedungdowo, Kyai Kringsing di Kedungwaru dan Kyai Tugeno Al Mukhtar di Kedung garung. Sebelum berpencar memulai syiar agama Islam di daerah tersebut. Mereka membawa bekal umpak atau batu yang menjadi alas dari soko papat.

"Karena gagal membangun sebuah Langgar di daerah Demangan. Mereka membagi umpak tersebut, sebagai penanda setiap masjid atau langgar yang nantinya mereka dirikan," ungkap Sutarjo.
Pertama memasuki daerah Kedung Garung, Mbah Tugeno dihadapkan pada sosok Garung (ketua rampok -red) setempat. Garong tersebut bernama Mbah Kyai Tunggul Wulung. Setelah melewati perdebatan dan perkelahian yang sengit antara Mbah Tugeno dan Kyai Tunggul Wulung.

https://ikinggonem.blogspot.co.id/


Mbah Tugeno akhirnya dapat menaklukannya dan membawanya memeluk agama Islam. Dari kisah tersebut, daerah itu dikenal dengan nama Kedung Garung. "Dimana kata Kedung yang mengisyaratkan suatu tempat. Dan kata Garung yang menggambarkan banyaknya rampok di daerah tersebut waktu itu," jelas Sutarjo.

Untuk asal usul Desa Garung, Sutarjo mengaku tidak mengetahuinya secara pasti. Menurutnya nama tersebut diambilkan dari sebutan Kedung Garung.

Di Kedung Garung, Mbah Tugeno membangun sebuah langgar kecil sebagi pusat dakwahnya. Langgar tersebut dibangun pada sebuah daerah yang rindang dengan pepohonan besar disekelilingnya. Dahulu Langgar tersebut memiliki soko guru (tiang penyangga langgar hanya ada satu -red), dibawah soko tersebut beralaskan umpak yang dibawa Mbah Tugeno.

Sutarjo, menceritakan bahwa di depan Langgar tersebut dahulu tumbuh dua pohon Tanjung, oleh masyarakat setempat sering disebut sebagai Tanjung Kembar. Namun berkembangnya waktu, salah satu pohon Tanjung tersebut terpaksa harus dipangkas guna perluasan area Langgar.

Perluasan area Langgar tersebut dilakukan dengan pemugaran total. Setelah dipugar, Langgar tersebut berubah menjadi sebuah Masjid yang bernama Al Mujahidin. Setelah dipugar, umpak peninggalan Mbah Tugeno tidak lagi digunakan sebagai alas penyangga soko.

Umpak tersebut, kini diletakkan di dekat bedug dan kentongan Masjid. Selain umpak yang menjadi peninggalan dari Mbah Tugeno adalah makam dan pohon tanjung yang ada di depan kawasan Masjid. Untuk makam Mbah Tugeno dan Kyai Tunggul Wulung terletak di sebelah barat Masjid Mujahidin. (NNC/RM)

1 Response to "Asal Usul Desa Garung Kidul Kaliwungu Kudus"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel