-->

Dulu Buruh Bangunan Kini Jadi Fotografer di Kudus

 Hiruk pikuk keramaian yang ada di Menara Kudus banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mendulang pundi-pundi rupiah. Dari menjual aneka makanan, jasa transportasi hingga fotografi tersedia di sana.
Tak dipungkiri, keindahan arsitektur Menara Kudus menjadi sebuah daya tarik bagi masyarakat untuk berfoto. Hal tersebut tidak disia-siakan oleh sejumlah orang untuk mendulang rupiah.
Seperti halnya Haris yang telah lama menjalani profesi fotografer di Menara Kudus. Pria 34 tahun tersebut mengatakan bahwa sebelum menjadi seorang fotografer ia bekerja sebagai buruh bangunan di luar kota.

Perkenalannya kepada dunia fotografi, berasal dari tawaran salah seorang temannya yang berprofesi sebagai penjual oleh-oleh di area Menara Kudus.
"Saya masih ingat betul, waktu itu tahun 2006 salah satu teman saya yang berjualan oleh-oleh di area depan Menara Kudus melihat beberapa orang dari luar kota yang mejajakan jasa fotografi pada sejumlah pengunjung. Pekerjaan tersebut telihat cukup prospektif, hingga teman saya mengajak saya untuk bekerjasama menggeluti jasa fotografi tersebut," kata Haris.
Butuh waktu yang cukup lama bagi Haris untuk mempertimbangkan tawaran temannya tersebut. Setelah melalui proses pertimbangan yang cukup matang, Haris mantap untuk beralih profesi sebagai fotografer.
Berbekal kamera milik temannya dan keahlian fotografi yang dipelajarinya secara otodidak, ia menjajakan jasanya tersebut. Diakuinya, memang tak mudah baginya untuk memulai pekerjaan sebagai fotografer.
"Banyak sedikitnya pundi-pundi rupiah yang terkumpul tergantung dari usaha kami menawarkan jasa tersebut kepada pengunjung. Semakin kami sering menawarkan, maka semakin banyak pengunjung yang menggunakan jasa kami," ungkap Ayah dengan satu anak tersebut.
Jasa fotografi yang digelutinya merupakan sebuah usaha bersama. Ia berperan untuk mengambil foto, sedangkan temannya berperan untuk mencetak hasil foto tersebut dengan sistem bagi hasil.
Untuk tarif yang dipatok untuk jasa fotonya berkisar anatara Rp. 10 - 20 ribu. Setiap harinya, Haris dapat mengantongi penghasilan antara Rp. 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Tergantung sepi dan ramainya pengunjung yang datang untuk berziarah ke Makam Sunan Kudus.
Sistem kerjanya yang tidak mengikat dan penghasilan yang menggiurkan, menjadikan banyak orang yang melirik profesi ini. Banyaknya fotografer yang bermunculan di area Makam Sunan Kudus, tidak mematahkan semangatnya untuk terus mengais rezeki. Baginya urusan rezeki sudah ada yang mengatur. (NNC/RM)

0 Response to "Dulu Buruh Bangunan Kini Jadi Fotografer di Kudus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel